Rabu, 24 Juni 2015

Budaya,Makanan,dan Ciri khas Daerah Sumba Barat



KABUPATEN SUMBA BARAT 



Budaya Sumba 
 

Di daerah ini masih bisa ditemukan daerah-daerah yang memiliki nilai historis,baik dari segi sejarah maupun sosial budayanya.Kampung Kandung Tana,Watu Karagata dan Bulu Peka Mila merupakan daerah yang terdapat makam-makam megalitik.Juga di desa tarung yang berjarak setengah kilometer dari kota waikabubak,terdapat makam megalitik yang bercirikan tanduk kerbau dan taring-taring babi yang pada masa lalu merupakan hewan sakral.







Suasana rumah dari kampung Lamboya

Gerak tari Pria dan wanita





 FESTIVAL PASOLA DAERAH SUMBA BARAT





.Di kecamatan Lamboya dan Wanokaka sering di laksanakan acara perang tanding di atas kuda atau pasola pada bulan Maret.Pasola adalah keterampilan menunggang kuda sambil melemparkan tombak kayu berujung tumpul yang di arahkan ke tubuh lawan.sebelum upacara tersebut berlangsung di adakan terlebih dahulu acara nyale,yaitu mencari jenis cacing yang terdapat di antara batu-batu di pinggir pantai .Anehnya cacing-cacing itu adanya waktu subuh kala purnama mulai muncul di bulan maret.Cacing-cacingberpotensi tinggi itu di tangkap untuk kemudian di makan.Di daerah lain seperti Kodi dan Lamboya (termasuk kecamatan wanokaka upacara pasola dan nyale biasanya di adakan pada bulan februari.Di bagian selatan Sumba barat terdapat Pantai Rua yang berpasir putih yang berjarak sekitar 76 km dari kota waikabubak.
 
 
 
 

 

 
 
 
 MAKANAN SUMBA

 
 
 
Jangan salah, Sumba juga kaya akan kuliner lokal sebut saja ro’o lua, ro’o pakoda yang bahan dasarnya dari daun singkong ada juga lua pa okula yang bahan dasarnya dari singkong, Ngga’a Watara yang berbahan dasar beras dan jagung,  Ka’pu Pantunnu dari Jatung pisang  serta ru’u/kaparak yang bahan dasarnya dari kelapa. hanya saja makanan khas ini masih menjadi konsumsi rumah tangga dan belum di jual di rumah makan apalagi kebanyakan pengusaha rumah makan bukan berasal dari sumba.
Menjelang atraksi budaya PASOLA yang selalu digelar di bulan Februari dan Maret di Sumba Barat Daya dan Sumba Barat anda akan menemukan satu lagi kuliner khas Sumba Sambal Nyale/Bokosawu Nyale dan Sayur Nyale yang hanya bisa anda nikmati setahun sekali.
mengapa setahun sekali? karena bahan dasar kuliner ini juga hanya bisa diperoleh setahun sekali yaitu NYALE. Kuliner yang satu ini memang unik karena seperti menyantap cacing karena Nyale adalah sejenis cacing laut yang hanya muncul setahun sekali.
Proses pembuatan sambal Nyale pun tergolong mudah, Nyale mentah hanya dicampur dengan daun kemangi dan  jeruk perut yang di peras aunya. Bagi yang belum terbiasa memang akan terasa aneh dengan rasanya tapi kalau disantap terus akan semakin sedap. Nyale terasa kenyal dan gurih, serta tidak berbau amis karena aroma wangi kemangi.
untuk anda yang masih belum siap menyantap nyale mentah jangan kuatir karena Nyale masih bisa digoreng atau biasa disebut Nyale Pa’dongngo biasanya jika digoreng akan dicampur dengan kelapa parut, bawang merah, bawang putih, jahe, daun kemangi, dan cabai.
 
 

Nasi jagung ini terbuat dari beras yang dimasak bareng dengan jagung yang sudah ditumbuk menjadi pecahan kecil


 
 
sayur rumpu rampe dibuat dari campuran daun singkong, jantung pisang, bunga pepaya, daun pepaya dan buah pepaya muda.
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar